Minggu, 26 Desember 2010

AKTIVA

AKTIVA

Cara – Cara Perolehan Aktiva Tetap
Perolehan Aktiva tetap diakui sebesar HARGA PEROLEHAN –nya (the acquisition cost). Sementara itu yang dimaksud dengan harga perolehan adalah pengeluaran-pengeluaran yang timbul mulai dari peroses pembelian hingga aktiva tersebut siap beroperasi.
Maka harga perolehan dapat dirumuskan dengan :
Nilai Beli + Pengeluaran yang timbul dari proses pembelian hingga aktiva tersebut siap operasi
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing – masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan berikut ini akan dibahas tentang harga perolehan yaitu :
A. Aktiva tetap dibeli tunai (kontan)
B. Akativa tetap dibeli dengan mencicil (kontrak jangka panjang)
C. Aktiva tetap dibeli dengan saham
D. Aktiva tetap dibangun Sendiri
E. Aktiva tetap diperoleh dengan pertukaran
A. AKTIVA TETAP DIBELI TUNAI

Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku – buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan

B. AKTIVA TETAP DIBELI DENGAN MENCICIL

Perolehan aktiva dengan pembayaran dicicil, tentu pengeluaran kas tidak akan terjadi sekaligus, melainkan bertahap sesuai dengan kesepakatan dengan kreditur (Bank). Lain daripada itu, tentu akan ada bunga yang harus ditanggung.

C. AKTIVA DIBELI DENGAN SAHAM/OBLIGASI
Konsep dasarnya :
(-). Perolehan aktiva tetap diakui sebesar HARGA PASAR saham yang dikeluarkan pada saat pembelian aktiva terjadi.
(-). Jika harga pasar lebih tinggi dari harga nominal saham, maka harus diakui adanya AGIO SAHAM (premium) sebesar selisihnya.
(-). Jika harga pasar lebih rendah dari harga nominal nya, maka diakui adanya DISAGIO SAHAM (discount).

D. AKTIVA YANG DIBANGUN

Dalam banyak kejadian, untuk aktiva bangunan lebih sering diperoleh dengan dibangun terlebih dahulu (tidak membeli bangunan siap pakai).

Konsep dasarnya :
(-) Jika menggunakan jasa kontraktor (diborongkan), maka harga perolehan aktiva bangunan diakui sebesar nilai kontraknya.
(-) Jika dibangun sendiri, maka harga perolehan aktiva diakui sebesar seluruh pengeluaran atas pembangunan gedung (property) tersebut.

E. AKTIVA DIPEROLEH DENGAN PERTUKARAN

Pertukaran aktiva tetap disini maksudnya adalah aktiva yang telah dimiliki ditukarkan dengan aktiva yang dimiliki oleh pihak (perusahaan/orang) lain.
Pada kasus pertukaran yang menjadi persoalan utama adalah penentuan nilainya. Hal ini disebabkan oleh karena adanya berbagai kondisi atas pertukaran yang terjadi. Yang menjadi patokan dasar adalah :

Pertukaran aktiva sejenis atau tidak
Harga Pasar diketahui atau tidak
Disertai arus kas atau tidak
Berikut adalah berbagai kemungkinan kombinasi atas kondisi pertukaran aktiva tetap dan perlakuan akuntansinya :
(a). Harga pasar diketahui, tidak disertai arus kas, maka :
Aktiva tetap yang diterima dicatat sebesar harga pasar aktiva yang memiliki keabsahan bukti transaksi yang lebih memadai. Jika sama-sama kuat ke absahannya, maka yang diakui adalah harga pasar aktiva yang diserahkan, tetapi jika aktiva yang diterima memiliki bukti transaksi yang lebih lengkap maka perolehan aktiva dicatat sebesar aktiva yang diterima.
(b). Harga Pasar tidak diketahui (sejenis maupun beda jenis)
Harga perolehan aktiva dicatat sebesar nilai buku aktiva yang diserahkan. Untuk kasus seperti ini, diperlukan penghapusan akumulasi penyusutan atas aktiva yang diserahkan.
(c). Aktiva Beda Jenis, Harga Pasar Diketahui, Disertai Arus Kas.
Adanya arus kas, kemungkinannya ada 2 :
-Disertai arus kas keluar, berarti ada rugi pertukaran, maka rugi diakui
-Disertai arus kas masuk, berarti ada laba pertukaran, maka laba diakui
Aktiva Sejenis, Harga Pasar diketahui, Disertai arus kas :
- Indikasi rugi, maka rugi diakui
- Indikasi laba, maka laba jangan diakui

Sedangkan cara-cara perolehan aktiva tak berwujud yaitu pada dasarnya permasalahan akuntansi atas aktiva tetap tak berwujud (intangible asset) sama saja dengan aktiva tetap berwujud, yaitu :
1.Perolehan (Acquisition Cost)
Sama halnya dengan Tangible Asset, Perolehan atas Intangible Asset juga dicatat sebesar nilai faktur ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran yang menyertainya.
2. Pengeluaran-Pengeluaran setelah perolehan (Expenditures)
Jika terjadi pengeluaran-pengeluaran setelah perolehan, maka konsep kapitalisasi maupun pembebanannya sama saja dengan tangible asset (aktiva tetap berwujud).
3. Amortisasi (Amortization)
Amortisasi adalah pengalokasian harga perolehan ke beban usaha (biaya), yang pada aktiva tetap dikenal dengan depresiasi (penyusutan). Penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama saja dengan cara penghitungan maupun pencatatan atas penyusutan aktiva tetap berwujud.

4. Pelaporan (disclosure)
Intangible asset dilaporkan hanya nilai bersihnya (net value) setelah dikurangi akumulasi amortisasinya. Akumulasi amortisasi tidak pernah dimnculkan di dalam neraca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar