Kamis, 24 Desember 2009

NORMALISASI

NORMALISASI


Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke

dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di

dalam suatu organisasi.


Tujuan dari normalisasi

Ø Untuk menghilangkan kerangkapan data

Ø Untuk mengurangi kompleksitas

Ø Untuk mempermudah pemodifikasian data


Proses Normalisasi

Ø Data diuraikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisis

berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat.

Ø Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu,

maka tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang

lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal.


Sebuah tabel dikatakan baik (efisien) atau normal jika memenuhi 3 kriteria sbb:

1. Jika ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dekomposisinya harus dijamin aman (Lossless-Join Decomposition). Artinya, setelah tabel tersebut diuraikan / didekomposisi menjadi tabel-tabel baru, tabel-tabel baru tersebut bisa menghasilkan tabel semula dengan sama persis.

2. Terpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data (Dependency Preservation).

3. Tidak melanggar Boyce-Code Normal Form (BCNF) (-akan dijelaskan kemudian-)


Bentuk-bentuk Normal

1. Bentuk Normal Tahap Pertama (1st Normal Form / 1NF)

Ø Bentuk normal 1NF terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued attribute), atribut composite atau kombinasinya dalam domain data yang sama.

Ø Setiap atribut dalam tabel tersebut harus bernilai atomic (tidak dapat dibagi-bagi lagi)


2 .Bentuk Normal Tahap Kedua (2nd Normal Form)

Ø Bentuk normal 2NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk 1NF, dan semua atribut selain primary key, secara utuh memiliki Functional Dependency pada primary key

Ø Sebuah tabel tidak memenuhi 2NF, jika ada atribut yang ketergantungannya (Functional Dependency) hanya bersifat parsial saja (hanya tergantung pada sebagian dari primary key)

Ø Jika terdapat atribut yang tidak memiliki ketergantungan terhadap primary key, maka atribut tersebut harus dipindah atau dihilangkan.


3 . Bentuk Normal Tahap Ketiga (3rd Normal Form /3NF)

Ø Bentuk normal 3NF terpenuhi jika telah memenuhi bentuk 2NF, dan jika tidak ada atribut non primary key yang memiliki ketergantungan terhadap atribut non primary key yang lainnya.

Ø Untuk setiap Functional Dependency dengan notasi X à A, maka:

Ø X harus menjadi superkey pada tabel tsb.

Ø Atau A merupakan bagian dari primary key pada tabel tsb.


4 . Boyce-Code Normal Form (BCNF)

Ø Bentuk BCNF terpenuhi dalam sebuah tabel, jika untuk setiap functional dependency terhadap setiap atribut atau gabungan atribut dalam bentuk: X à Y maka X adalah super key

Ø tabel tersebut harus di-dekomposisi berdasarkan functional dependency yang ada, sehingga X menjadi super key dari tabel-tabel hasil dekomposisi

Ø Setiap tabel dalam BCNF merupakan 3NF. Akan tetapi setiap 3NF belum tentu termasuk BCNF . Perbedaannya, untuk functional dependency X à A, BCNF tidak membolehkan A sebagai bagian dari primary key.


5 . Bentuk Normal Tahap Keempat (4th Normal Form /4NF)

Ø Bentuk normal 4NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah memenuhi bentuk BCNF, dan tabel tersebut tidak boleh memiliki lebih dari sebuah multivalued atribute

Ø Untuk setiap multivalued dependencies (MVD) juga harus merupakan functional dependencies.


6 . Bentuk Normal Tahap Keempat (5th Normal Form /5NF)

Ø Bentuk normal 5NF terpenuhi jika tidak dapat memiliki sebuah lossless decomposition menjadi tabel-tabel yg lebih kecil.

Ø Jika 4 bentuk normal sebelumnya dibentuk berdasarkan functional dependency, 5NF dibentuk berdasarkan konsep join dependence. Yakni apabila sebuah tabel telah di-dekomposisi menjadi tabel-tabel lebih kecil, harus bisa digabungkan lagi (join) untuk membentuk tabel semula.